"Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab seorang hamba adalah shalatnya,
apabila bagus maka ia telah beruntung dan sukses, dan apabila rusak maka ia telah rugi dan menyesal.
Apabila kurang sedikit dari shalat wajibnya maka
Rabb 'Azza wa jalla berfirman. 'Lihatlah, apakah hamba-Ku itu memiliki sholat Tathawwu' (sholat sunnah)?' Lalu,
sholat wajibnya yang kurang tersebut disempurnakan dengannya, kemudian seluruh amalannya diberlakukan demikian."
(H.R. Tirmidzi)
Dari Hadist Tersebut, menjadi jelas betapa sholat sunnah rawatib memiliki peran penting, yakni untuk menutupi kekurangsempurnaan yang ada pada sholat wajib seseorang.
Terlebih lagi harus diakui sangat sulit mendapatkan tingkat sholat yang memiliki kesempurnaan penuh.
Sebagaimana yang disabdakan Rasulullah SAW,
"Sesungguhnya seorang selesai sholat dan tidak ditulis, kecuali hanya sepersepuluh sholat, sepersembilannya, seperdelapannya
sepertujuhnya, seperenamnya, seperlimanya , seperempatnya , sepertiganya atau setengahnya." (H.R. Abu Dawud dan Ahmad)
sholat rawatib merupakan amalan sunnah yang dianjurkan syari'at islam. walaupun hukumnya sunnah,
akan tetapi sholat sunnah rawatib ini mempunyai manfaat dan pahala yang agung, berupa tambahan kebaikan,
ketinggian derajat, penghapusan keburukan, menambal kekosongan (sholat wajib) dan menyempurnakan kekurangannya.
sungguh tercela apabila kita meremehkannya dengan mengatakan,
"ah rawatib kan cuma sunnah, kalau dikerjakan dapat pahala dan kalau tidak dikerjakan tidak berdosa."
kita lanjut pengertiannya ,
Mengapa Disebut Rawatib?
Rawatib berasal dari kata ratibah yang artinya 'tetap atau terus-menerus'. kata yang semakna dengan ratubah adalah dawam yang berarti 'langgeng'.
Adapun menurut termonogi syari'at, sholat sunnah rawatib adalah sholat sunnah yang keberadaannya senantiasa mengikuti sholat wajib.
baik sebelumnya maupun sesudahnya.
yang dikerjakan sebelum sholat fardhu disebut dengan sholat sunnah qabliyah, sedangkan yang dikerjakan sesudah sholat fardhu disebut dengan sholat sunnah ba'diyah.
waktu sholat rawatib qabliyah adalah dari mulai masuk waktu sholat hingga iqamah.
adapun sholat rawatib ba'diyah , waktunya adalah setelah sholat hingga habisnya waktu sholat.
Haruskah Kita Mengamalkannya?
Sholat sebagai bentuk ibadah kepada Allah SWT memiliki kekuatan supernatural yang membekas kepada diri setiap orang yang mendirikannya.
sholat mampu membentuk kepribadian positif yang bersumber dari cahaya iman yang dipancarkan Allah SWT. Sholat juga merupakan kebutuhan setiap muslim beriman.
untuk menggapai kepribadian positif sebagaimana yang kita harapkan, kita tentu tidak hanya menunaikan ibadah-ibadah yang wajib, tetapi melengkapinya dengan
amalan dan ibadah sunnah.
peran ibadah sunnah sangat penting.
sungguh tidak pantas bagi seorang muslim beriman meninggalkan Amalan-amalan sunnah hanya karena beralasan bahwa amalan tersebut hukumnya sunnah, bukan wajib.
padahal amalan sunnah ini merupakan penyempurna bagi amalan wajib.
ibarat dalam ilmu ekonomi, amalan wajib adalah modalnya, sedangkan amalan sunnah adalah laba keuntungannya.
sayang sungguh sayang , sebagian dari kita masih ada yang mempunyai anggapan cukup hanya mengerjakan sholat fardhu, sedangkkan sholat sunnah tidak dilaksanakan.
Bahkan ada yang beranggapan bahwa sholat atau ibadah sunnah hanya dilakukan oleh orang yang alim atau ulama saja.
Wuallahualam Bishowab.
apabila bagus maka ia telah beruntung dan sukses, dan apabila rusak maka ia telah rugi dan menyesal.
Apabila kurang sedikit dari shalat wajibnya maka
Rabb 'Azza wa jalla berfirman. 'Lihatlah, apakah hamba-Ku itu memiliki sholat Tathawwu' (sholat sunnah)?' Lalu,
sholat wajibnya yang kurang tersebut disempurnakan dengannya, kemudian seluruh amalannya diberlakukan demikian."
(H.R. Tirmidzi)
Dari Hadist Tersebut, menjadi jelas betapa sholat sunnah rawatib memiliki peran penting, yakni untuk menutupi kekurangsempurnaan yang ada pada sholat wajib seseorang.
Terlebih lagi harus diakui sangat sulit mendapatkan tingkat sholat yang memiliki kesempurnaan penuh.
Sebagaimana yang disabdakan Rasulullah SAW,
sepertujuhnya, seperenamnya, seperlimanya , seperempatnya , sepertiganya atau setengahnya." (H.R. Abu Dawud dan Ahmad)
sholat rawatib merupakan amalan sunnah yang dianjurkan syari'at islam. walaupun hukumnya sunnah,
akan tetapi sholat sunnah rawatib ini mempunyai manfaat dan pahala yang agung, berupa tambahan kebaikan,
ketinggian derajat, penghapusan keburukan, menambal kekosongan (sholat wajib) dan menyempurnakan kekurangannya.
sungguh tercela apabila kita meremehkannya dengan mengatakan,
"ah rawatib kan cuma sunnah, kalau dikerjakan dapat pahala dan kalau tidak dikerjakan tidak berdosa."
kita lanjut pengertiannya ,
Mengapa Disebut Rawatib?
Rawatib berasal dari kata ratibah yang artinya 'tetap atau terus-menerus'. kata yang semakna dengan ratubah adalah dawam yang berarti 'langgeng'.
Adapun menurut termonogi syari'at, sholat sunnah rawatib adalah sholat sunnah yang keberadaannya senantiasa mengikuti sholat wajib.
baik sebelumnya maupun sesudahnya.
yang dikerjakan sebelum sholat fardhu disebut dengan sholat sunnah qabliyah, sedangkan yang dikerjakan sesudah sholat fardhu disebut dengan sholat sunnah ba'diyah.
waktu sholat rawatib qabliyah adalah dari mulai masuk waktu sholat hingga iqamah.
adapun sholat rawatib ba'diyah , waktunya adalah setelah sholat hingga habisnya waktu sholat.
Haruskah Kita Mengamalkannya?
Sholat sebagai bentuk ibadah kepada Allah SWT memiliki kekuatan supernatural yang membekas kepada diri setiap orang yang mendirikannya.
sholat mampu membentuk kepribadian positif yang bersumber dari cahaya iman yang dipancarkan Allah SWT. Sholat juga merupakan kebutuhan setiap muslim beriman.
untuk menggapai kepribadian positif sebagaimana yang kita harapkan, kita tentu tidak hanya menunaikan ibadah-ibadah yang wajib, tetapi melengkapinya dengan
amalan dan ibadah sunnah.
peran ibadah sunnah sangat penting.
sungguh tidak pantas bagi seorang muslim beriman meninggalkan Amalan-amalan sunnah hanya karena beralasan bahwa amalan tersebut hukumnya sunnah, bukan wajib.
padahal amalan sunnah ini merupakan penyempurna bagi amalan wajib.
ibarat dalam ilmu ekonomi, amalan wajib adalah modalnya, sedangkan amalan sunnah adalah laba keuntungannya.
sayang sungguh sayang , sebagian dari kita masih ada yang mempunyai anggapan cukup hanya mengerjakan sholat fardhu, sedangkkan sholat sunnah tidak dilaksanakan.
Bahkan ada yang beranggapan bahwa sholat atau ibadah sunnah hanya dilakukan oleh orang yang alim atau ulama saja.
Wuallahualam Bishowab.
“Barangsiapa yang menempuh satu jalan untuk mendapatkan ilmu,
maka Allah menudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR.Muslim)
Rahasia Keagungan Shalat Sunnah Rawatib (Part1)
4/
5
Oleh
Ade